Penalaran
adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik)
yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar. Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan
disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan
konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut
konsekuensi.Ada dua jenis metode dalam menalar
yaitu induktif dan deduktif.
- Definisi Penalaran Induktif
Penalaran induktif
merupakan prosedur yang berpangkal dari peristiwa khusus sebagai
hasil pengamatan empirik dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan
baru yang bersifat umum. Dalam hal ini penalaran induktif
merupakan kebalikan dari penalaran deduktif. Untuk turun ke lapangan
dan melakukan penelitian tidak harus memliki konsep secara canggih tetapi cukup
mengamati lapangan dan dari pengamatan lapangan tersebut dapat ditarik
generalisasi dari suatu gejala. Induksi pada pengertian tradisional
dipisahkan secara rigid dari deduksi untuk menunjuk pada suatu metode
saintifik yang berupaya tiba pada konklusi melalui bukti-bukti (evidences)
partikular mengenai dunia. Dalam sains, akumulasi bukti-bukti (evidences)
bermakna derajat tertentu terhadap sokongan munculnya hipotesis, kalau bukan
konklusi.
Selanjutnya pengertian
penalaran induktif menurut Tim Balai Pustaka (dalam Shofiah, 2007 :14)
istilah penalaran mengandung tiga pengertian, diantaranya :
1. cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara
berfikir logis.
2. Hal mengembangkan atau mengendalikan sesuatu dengan
nalar dan bukan dengan perasaan atau pengalaman.
3. Proses mental dalam mengembangkan atau
mengendalikan pikiran dari beberapa fakta atau prinsip.
Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan
dalam berpikir denganbertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan
difenomena yangdiselidiki berlaku bagi fenomena
sejenis yang belum diteliti. Dalam konteks ini, teori bukan
merupakan persyaratan mutlak tetapi kecermatan dalam menangkap gejala dan
memahami gejala merupakan kunci sukses untuk dapat mendiskripsikan gejala dan
melakukan generalisasi.
1. Bentuk-bentuk Penalaran Induktif
Di
dalam penalaran induktif terdapat tiga
bentuk penalaran induktif, yaitu generalisasi, analogi dan hubungan
kausal.
A. Generalisasi
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Generalisasi adalah proses penalaran yang bertolak dari fenomena individual menuju kesimpulan umum.
Contohnya
:
•
Luna Maya adalah bintang film, dan ia berparas cantik.
•
Revalina. S. Temat adalah bintang film, dan ia berparas cantik.
Generalisasi:
Semua bintang film berparas cantik.
Pernyataan
“semua bintang film berparas cantik” hanya memiliki kebenaran probabilitas
karena belum pernah diselidiki kebenarannya.
Contoh
kesalahannya:
Bella
juga bintang iklan, tetapi tidak berparas cantik.
Macam-macam
generalisasi :
- Generalisasi sempurna
Generalisasi
dimana seluruh fenomena yang menjadi dasar penyimpulan diselidiki.
Contoh:
sensus penduduk
- Generalisasi tidak sempurna
Generalisasi
dimana kesimpulan diambil dari sebagian fenomenayang diselidiki diterapkan
juga untuk semua fenomena yangbelum diselidiki.
Contoh:
Hampir seluruh pria dewasa di Indonesia senang memakai celana pantaloon.
Prosedur pengujian generalisasi tidak sempurna.
Generalisasi yang tidak
sempurna juga dapat menghasilkan kebenaran apabila melalui prosedur pengujian yang benar.
Prosedur pengujian atas generalisasi tersebut adalah:
Ø Jumlah
sampel yang diteliti terwakili.
Ø Sampel
harus bervariasi.
Ø Mempertimbangkan
hal-hal yang menyimpang dari fenomena umum/ tidak umum.
B. Analogi
Cara
penarikan penalaran dengan membandingkan dua hal yangmempunyai
sifat yang sama.
Analogi
mempunyai 4 fungsi,antara lain :
-Membandingkan
beberapa orang yang memiliki sifat kesamaan
-Meramalkan
kesamaan
-Menyingkapkan
kekeliruan
-Klasifikasi
Contoh
analogi : Demikian pula dengan manusia yang tidak berilmu dan tidak
berperasaan, ia akan sombong dan garang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia
apabila diberi kepandaian dan kelebihan, bersikaplah seperti
padi yang selalu merunduk.
C. Hubungan
Kausal
Penalaran yang diperoleh
dari gejala-gejala yang saling berhubungan.
Macam
hubungan kausal :
a) Sebab-
akibat.
Hujan
turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.
b) Akibat
– Sebab.
Bobi
tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar dengan baik.
c) Akibat
– Akibat.
Ibu
mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di
rumah basah.
Contoh
Kausal : Kemarau tahun ini cukup panjang. Sebelumnya, pohon-pohon di hutan
sebagi penyerap air banyak yangditebang. Di samping itu, irigasi di desa
ini tidak lancar. Ditambah lagi dengan harga pupuk yang semakin mahal
dan kurangnya pengetahuan para petani dalam menggarap lahan pertaniannya. Oleh
karena itu, tidak mengherankan panen di desa ini selalu gagal.
- Paragraf Induktif
Paragraf induktif adalah paragraf yang diawali dengan urutan atau penjelasan khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum. Pada paragraf ini, kalimat utama terletak di akhir paragraf sebagai kesimpulan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar