Selasa, 29 April 2014

Motor Kesayangan

Cerita Motor Kesayangan :
Astrea Grand tahun keluaran 1996, sepeda motor bebek Honda keluarga Astrea yang pernah menjadi penguasa jalanan dan masih menggunakan mesin C-Series dan model rangka masih seperti pendahulunya yaitu Honda C70.
Dari segi body, memang motor ini belum bisa dibilang sporty seperti motor masa sekarang, tapi juga tidak terlalu klasik. Ya, sepertinya memang sepeda motor ini keluar di jaman peralihan.
Mesin Honda Astrea Grand 4-tak dengan kapasitas 97cc atau dibulatkan jadi 100cc (biar lebih mudah mengatakannya) terkenal irit dan awet terbukti sampai sekarang masih banyak yang berkeliaran dengan kondisi masih prima. Grand masih menggunakan rem depan tromol karena pada masanya memang belum banyak motor bebek yang pakai disc brake atau rem cakram dan memang belum perlu sepertinya.
Walaupun kapasitas mesinnya kecil dan tidak didesain untuk adu kecepatan tapi top speed motor ini bisa tembus hingga 120-an km/jam (speedometer sampai mentok), bahkan katanya kecepatan itu lebih tinggi dari supra. Walaupun motor ini sudah terbilang tua tapi motor ini selalu saya rawat dan tidak kalah dengan motor keluaran tahun terbaru.

Senin, 28 April 2014

Tugas Kedua (Resensi Buku)




Judul Buku                  : Perahu Kertas
Penulis                         : Dewi Lestari
Penerbit                       : Bentang Pustaka/truedee

Tahun Terbit                : 16 Agustus 2012
Jumlah Halaman          : 444 Halaman

Sinopsis
dimulai dengan kisah seorang anak muda bernama Keenan. Ia seorang remaja yang baru saja menyelesaikan sekolah menengah atas-nya di Belanda, tepatnya di Amsterdam. Keenan menetap di Negara tersebut selama hampir 6 tahun lamanya, bersama sang nenek. Keenan terlahir dengan cita-cita menjadi pelukis. Namun, ia dipaksa untuk kembali ke Indonesia oleh sang Ayah. Keluarganya tidak mendukung Keenan menjadi seorang pelukis. Ia pada akhirnya memulai perkuliahan di salah satu Universitas di Bandung. Ia mengalah dan memutuskan untuk belajar di Fakultas Ekonomi.

Tokoh sentral lainnya adalah wanita bertubuh mungil bernama Kugy. Ia digambarkan dengan kepribadian yang riang dan ceria. Berbeda dengan Keenan yang cenderung dingin dan kaku. Kugy juga merupakan sosok yang eksentrik pun nyentrik. Ia akan sangat mudah dikenali jika ada di dalam kerumunan. Kugy menggilai dongeng dan kisah klasik. Sedari kecil ia bercita-cita menjadi seorang penulis dongeng. Ia memiliki sejumlah koleksi buku dongeng, ingin penjadi seorang perancang dongen pun juru dongeng. Namun di tengah impiannya yang menggebu, kenyataan memaksanya sadar bahwa penulis dongen bukan profesi yang banyak menghasilkan materi. Kugy dipaksa untuk menyimpan mimpinya demi sebuah rasionalitas pun realisme. Meski demikian, tokoh Kugy ini tidak patah arang. Ia mencintai dunia tulis-menulis. Hal ini yang membuat ia melanjutkan pendidikannya di Fakultas Sastra di salah satu Universitas di Bandung. Tempat kuliah yang sama dengan tokoh lainnya, Keenan.

Pertemuan antara kedua tokoh ini tak terlepas dari tokoh lain yakni Noni dan Eko. Noni tokoh pendukung cerita yang merupakan sahabat dekat Kugy. Sementara itu, Eko adalah sepupu Keenan. Pertemuan pertama Kugy dan Keenan adalah momen dimana Eko dan Noni menjemput Keenan yang baru tiba di Indonesia.
Seiring berjalannya waktu, Kugy pun Keenan menjalin persahabatan bersama Eko dan Noni. Diam-diam, mereka saling mengagumi. Kugy yang senang bercerita lewat dongeng merasa takjub bertemu dengan Keenan, seseorang yang mampu bercerita lewat gambar. Mereka diam-diam jatuh cinta dalam diam. Namun, kondisi menuntut mereka untuk terus diam dan menebak. “Diam”-nya mereka terhadap perasaan masing-masing semakin menjadi dikarenakan Kugy telah memiliki pacar bernama Ojos atau Joshua. Sementara itu, Keenan yang belum memiliki pasangan, hendak dijodohkan dengan tokoh bernama Wanda. Wanda sendiri adalah seorang Kurator. Hal ini yang membuat Eko juga Noni bersemangat mendekatkannya dengan Keenan yang jago melukis.

Persahabatan Kugy, Keenan, Eko dan Noni berjalan apa adanya. Namun lambat laun mereka renggang. Kugy sibuk dengan muridnya di sekolah darurat. Ia menjadi salah satu guru relawan. Ia mengajar dengan cara mendongeng. Anak-anak yang semula usil pada Kugy, berbalik suka berkat dongeng petualangan berjudul “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit”. Dongeng tersebut dituliskan Kugy dalam sebuah buku. Di waktu mendatang, buku dongeng tersebut ia berikan pada Keenan.

Lain lagi dengan Keenan, ia juga sibuk dengan kehidupannya termasuk kedekatannya dengan Wanda. Pada mulanya, hubungan mereka baik-baik saja. Namun, beberapa waktu hubungan tersebut menjadi pelik dan menghentak Keenan. Ia menyadari bahwa apa yang ia berusaha bangun, hancur dalam hitungan waktu semalam. Ia sedih, remuk dan kecewa. Keenan pun memutuskan untuk meninggalkan Kota Bandung menuju Kota Bali. Di Pulau Dewata tersebut, Keenan tinggal dengan Pak Wayan. Sahabat ibunya.

Sebelum pergi, Kugy memberi Keenan buku dongen “Jenderal Pilik dan Pasukan Alit”. Keenan membawanya ke Bali. Di tempat Pak Wayan, perlahan Keenan membangun hidup dan mimpinya kembali. Ia hidup bersama banyak seniman dan menjadikan naluri seninya dalam melukis semakin terasah. Di Bali, Keenan mengagumi Luhde Laksmi, keponakan Pak Wayan. Pada akhirnya, Setelah beberapa waktu, Keenan menjadi salah satu pelukis yang karyanya diburu. Ia menciptakan serial lukisan yang digemari kolektor. Kisah tersebut adalah dongeng yang sebelumnya Kugy berikan.

Sementara itu, selepas kuliah Kugy kembali ke Jakarta dan menjadi seorang Copywriter. Ia kemudian menjalin hubungan dengan atasannya yang juga merupakan karib kakaknya. Ia dan Remi menjalin hubungan meski diam-diam Kugy masih sering mengenang Keenan. Sampai suatu waktu, Kugy kembali bertemu dengan Keenan yang terpaksa meninggalkan Bali karena ayahnya terkena serangan stroke. Keenan harus melanjutkan perusahaan ayahnya. Pertemuan Kugy dan Keenan di kondisi yang berbeda ini membuat mereka tak bisa lagi menahan perasaan masing-masing. Konflik dimulai dari sini.

Secara umum, Dee mengemas cerita cinta ini dengan sederhana namun sarat makna. Kisah ini tentang pencarian cinta yang dibiarkan mengalir hingga kebali bermuara seperti perahu kertas. Melalui Kugy dan Keenan, Dee menyajikan cerita cinta yang biasa namun dalam. Pemilihan kata serta alur taktis membuat kisah di dalam novel Perahu Kertas ini menarik untuk dibaca. Meski temanya teramat ringan, namun signatur dee dalam derita ini sama memikatnya dengan buku bertema berat milik dee lainnya.

Pemeran :
·         Maudy Ayunda - Kugy
Tema :
TEMA
Persahabatan lima anak muda yang mempunyai kekuatan dan keajaiban mimpi dan keyakinan
Kesimpulan : Film ini bercerita tentang persahabatan anak muda yang di tumbuhi cinta tapi saling menutupi perasannya masing masing.

Tugas pertama

Karangan ilmiah adalah  karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.

Ciri-ciri karangan ilmiah yaitu :


·                         Sistematis;
·                         Objektif;
·                         Cermat, tepat, dan benar;
·                         Logis;
·                         Tidak persuasif;
·                         Tidak argumentatif;
·                         Tidak emotif;
·                         Tidak melebih-lebihkan sesuatu;
·                         Menggunakan istilah spesifik yang berlaku khusus.
Adapun jenis karangan ilmiah yaitu :

·                     Makalah : karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
·                     Kertas kerja (Paper) : makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
·                     Skripsi : karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
·                     Tesis : karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
·                     Disertasi : karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci.

KARANGAN SEMI ILMIAH

Karangan semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi-formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis semi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.

Ciri-ciri karangan semi ilmiah atau ilmiah popular, yaitu :

·                         Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
·                         Fakta yang disimpulkan subjektif;
·                         Gaya bahasa formal dan popular;
·                         Mementingkan diri penulis;
·                         Melebih-lebihkan sesuatu;
·                         Usulan-usulan bersifat argumentative; dan
·                         Bersifat persuasive.
Jenis karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi buku. Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku.


KARANGAN NON-ILMIAH

Karangan non-ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb.

Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah :

·                         Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
·                         Fakta yang disimpulkan subyektif;
·                         Gaya bahasa konotatif dan populer;
·                         Tidak memuat hipotesis;
·                         Penyajian dibarengi dengan sejarah;
·                         Bersifat imajinatif;
·                         Situasi didramatisir;
·                         Bersifat persuasif;
·                         Tanpa dukungan bukti.

Jenis karangan non-ilmiah yaitu dongeng, cerpen, novel, roman, anekdot, hikayat, cerber, puisi, dan naskah drama.

Sumber: http://argen26.blogspot.com/2013/04/perbedaan-karya-ilmiah-semi-ilmiah-dan.html
- See more at: http://billy-anjaka.blogspot.com.au/2014/04/tugas-bahasa-indonesia-karangan.html#sthash.AIOIxjRp.dpuf
Karangan ilmiah adalah  karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.

Ciri-ciri karangan ilmiah yaitu :



·                         Sistematis;
·                         Objektif;
·                         Cermat, tepat, dan benar;
·                         Logis;
·                         Tidak persuasif;
·                         Tidak argumentatif;
·                         Tidak emotif;
·                         Tidak melebih-lebihkan sesuatu;
·                         Menggunakan istilah spesifik yang berlaku khusus.
Adapun jenis karangan ilmiah yaitu :

·                     Makalah : karya tulis yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif.
·                     Kertas kerja (Paper) : makalah yang memiliki tingkat analisis lebih serius, biasanya disajikan dalam lokakarya.
·                     Skripsi : karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasar pendapat orang lain.
·                     Tesis : karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam daripada skripsi.
·                     Disertasi : karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasar data dan fakta yang sahih dengan analisi yang terinci.

KARANGAN SEMI ILMIAH

Karangan semi Ilmiah adalah karangan ilmu pengatahun yang menyajikan fakta umum dan menurut metodologi panulisan yang baik dan benar, ditulis dengan bahasa konkret, gaya bahasanya formal, kata-katanya tekhnis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar atau tidaknya atau sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya pun tidak semi-formal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis semi ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen. 

Ciri-ciri karangan semi ilmiah atau ilmiah popular, yaitu :

·                         Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
·                         Fakta yang disimpulkan subjektif;
·                         Gaya bahasa formal dan popular;
·                         Mementingkan diri penulis;
·                         Melebih-lebihkan sesuatu;
·                         Usulan-usulan bersifat argumentative; dan
·                         Bersifat persuasive.
Jenis karangan semi ilmiah yaitu artikel, editorial, opini, tips, reportase, dan resensi buku. Resensi buku adalah bentuk konbinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku.


KARANGAN NON-ILMIAH

Karangan non-ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb.

Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah :

·                         Ditulis berdasarkan fakta pribadi;
·                         Fakta yang disimpulkan subyektif;
·                         Gaya bahasa konotatif dan populer;
·                         Tidak memuat hipotesis;
·                         Penyajian dibarengi dengan sejarah;
·                         Bersifat imajinatif;
·                         Situasi didramatisir;
·                         Bersifat persuasif;
·                         Tanpa dukungan bukti.

Jenis karangan non-ilmiah yaitu dongeng, cerpen, novel, roman, anekdot, hikayat, cerber, puisi, dan naskah drama.

Sumber: http://argen26.blogspot.com/2013/04/perbedaan-karya-ilmiah-semi-ilmiah-dan.html
- See more at: http://billy-anjaka.blogspot.com.au/2014/04/tugas-bahasa-indonesia-karangan.html#sthash.AIOIxjRp.dpuf