Sabtu, 12 Januari 2013

tulisan 11


Ketika kita senyum di hadapan seseorang akan memberi arti yang sangat luas, pada kesempatan ini saya mecoba merenungkan apa sih makna dibalik senyuman. Karena terkadang kita terhanyut dengan senyuman seseorang. Dengan senyuman bisa membawa berkah, simpati dan hal-hal yang positif lainnya. Begitu pula dengan senyuman malah bisa membawa fitnah, bencana bahkan kematian.
Seorang pelayan toko yang pandai senyum akan disenangi oleh pelanggannya, begitu pula karyawan atau pekerja bahkan pejabat sekalipun. Kalau ada pejabat yang pandai senyum akan  membuat semua orang senang dan senyumnyalah  tentunya dia akan disebut seorang pejabat yang menarik. Karena senang dan tertawa bagian dari kebahagian serta tanda kesehatan yang baik, begitu juga sebaliknya. Apabila dalam pikiran kita selalu berisi kebahagiaan maka kapanpun kita memanggil memori kita yang keluar hanya kebahagiaan. ”Hilangkan rasa benci apapun itu dan berikan lebih banyak, jangan harapkan sesuatu,”
Di sini jelas senyum memiliki makna yang luas, penulis mencoba menjelaskan mengenai 100  arti senyuman mulai 1 sampai 100. Sekedar memberi gambaran secara umum tentang makna  senyum itu sendiri. Pertanyaan kita adalah mengapa senyum bisa membuat mata yang memandang terasa enak, nyaman ? bahkan membawa suatu kedamaian ? 
Para pujangga menggambarkan bahwa senyuman itu seperti magnet yang memberikan kekuatan menarik perhatian bagi yang memandang dan di senyuman apabila di berikan denga tulus ikhlas akan tampak seperti pijaran sinar kemuliaan yang menyilaukan dan memberi terang aura bagi sipemilik senyuman itu sendiri. Coba qt hayati dalam hati yang jujur, Sudahkan kita senyum ? Kepada siapa kita harus senyum? Berapa lama senyum kita bertahan ? Bagaimana makna dari senyuman kita ? Senyuman kita tulus apa ada tedensi untuk sesuatu hal ? Jawablah dengan hati dan sudah pasti yang bisa menjawab adalah kita sendiri yang mempunyai senyuman tersebut. Lebih pantas kita bercermin pada diri kita sendiri apabila kita ingin mendapat suatu kemulyaan dari Sang Pencipta senyum yaitu Allah SWT.
Senyum adalah hidayah dari Allah SWT untuk semua hamba yang memancar seperti pijaran sinar alamiah yang memancar dari wajah – wajah makhluk ciptaan Allah SWT. Tanpa kita sadari terkadang kita selalu meremehkan arti senyum itu sendiri. Apalagi saat terjadi polemik hidup yang menghimpit jiwa justru senyum kian tenggelam dan surut oleh derita. Untuk sebuah senyum aja rasanya seperti harus membayar ratusan ribu. Amat sayang dan sulit . Sungguh memprihatinkan! Kalau sudah demikian lengkap sudah lukisan jiwa seperti rumah yang kosong tanpa cahaya penerangan. Gelap, suram dan menyeramkan. Sungguh pun demikian  amat disayang apabila sinar kemulyaan dari Allah SWT kita sia-siakan. Sayang kan ? Bukankah Rasulullah pernah mengajarkan untuk senyum? Karena senyum itu ibadah. Tinggal kita yang harus bisa menyiasati agar senyum yang kita berikan itu tidak menimbulkann fitnah. Itu tugas kita untuk mentelaah arti senyum yang akan kita berikan sebagai seorang muslim.
Seperti tema dari artikel yang ditulis oleh penulis tentang 100 makna Senyuman kali ini adalah bagaimana cara kita menangkap arti dari senyum yang kita terima dan senyum yang seharusnya kita berikan. Dalam situasi seperti saat ini tekanan hidup kian mencengkeram leher, situasi politik menyayat hati, putusnya harapan dan cita cinta mengakibatkan hati luka patah, kegagalan dalam bercinta dan kasus lain-lain yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Apa yang harus kita lakukan suya kita bisa tersenyum ?
Di sini ada beberapa tip yang mungkin bisa membantu kita menyiasati diri agar tidak terlalu laru pada persoalan hidup dan sebaliknya kita bisa memberikan senyum yang indah dan tulus untuk semua orang. Insya Allah!
Pertama, kita harus menyelami arti problematika hidup yang sedang kita alami saat ini, kita jangan takut melawan ego kita dan ikrarkan perang melawan Penyakit Hati apapun keadaannya. Hapus air mata yang ada dihati dengan terus dan selalu Istiqfar mohon kekuatan hati kepada Allah SWT. Mulailah ukir senyuman kita kepada orang lain terutama kepada yang sudah memberi senyum kepada kita.
Kedua,  adalah bagaimana cara kita agar senyuman itu tulus dan ikhlas ? Bicaralah denga  hati dan tekankan pada jiwa dalam tendensi ridho semata- mata karena Allah SWT. Bukankah senyum itu ibadah ?
Ketiga, adalah setelah kita melewati fase pertama yaitu pemahaman diri untuk sebuah kekuatan hati melawan ego dan pembelajaran diri untuk bisa tersenyum,dan setelah senyum bisa tersebut dapat kita aplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari. Baru kemudian kita lakukan seperti fase kedua yaitu bagaimana cara kita agar bisa tulus tersenyum ataupun membalas sebuah senyuman. Sekarang adalah materi yang ke tiga  adalah kita harus mampu menangkap arti senyuman yang kita terima maupun senyuman yang kita berikan. Bagaimana caranya ? Intinya kita harus tahu dan bisa menempatkan senyum kepada siapa kita harus sampaikan. Kita harus bisa pisahkan antara senyuman itu kepada seseorang yang kita hormati sebagai  tanda penghormatan atau kepada saudara, rekan dan orang yang kita cintai. Ada batas-batas tertentu yang harus kita ketahui dan kita pandang sebagai norma yang harus kita jalankan. Bagaimana supaya senyuman itu tidak berdampak pada fitnah. Naudzubillah!.
Keempat, terkait dengan sistem nilai seyogyanya kita tidak memberikan senyum yang mengarah atau “tatapan mata yang mengundang“. karena hal ini akan menjadi cikal bakal mala petaka, fitnah dan hal-hal yang tidak kita inginkan. Bermurah senyum tidak berarti harus melanggar sistem nilai.
Demikian sedikit gambaran tentang arti senyuman. Hidup ini akan akan lebih indah apabila kita mampu mengaplikasikan senyuman tersebut  kedalam hiasan kehidupan sehari-hari. Seperti air telaga bening yang tertimpa sinar Surya, begitulah ketulusan hati dan jiwa seseorang akan terpancar dari senyum yang ditunjukkan apabila dilakukannya dengan ikhlas dan tanpa pamrih. Laksana kilauan cahaya diantara gelap senantiasa memberi terang kepada keadaan sekitarnya. Seperti hamparan rerumputan hijau menyejukan mata. Sungguh senyuman adalah penghilang dahaga bagai siraman air diantara padang yang tandus. Memberi sejuk dan damai.  Subhanallah! Agar kiranya kita senantiasa bersyukur ttg segala sesuatu yang sudah Allah SWT beri untuk kita jalani dan mohon kepada- NYA agar apa yang kita lakukan dalam kehidupan kita sehari-hari menjadi bekal ibadah di  akherat kelak. 

TULISAN KE 10


Cinta adalah sesuatu yang suci, anugerah Tuhan dan sering tidak rasional. Cinta dipenuhi nuansa memaklumi dan memaafkan. Kesabaran, kesetiaan, pengertian, pemberian dan pengorbanan akan mendatangkan/menyuburkan cinta, sementara penyelewengan, egoisme, kikir dan kekasaran akan menghilangkan rasa cinta.
sayang adalah satu rasa yg tulus.bukan sekedar rela dan siap melepas seseorang yg kita cintai dan kita sayangi.tulus untuk mencintai dan sayang kpd org terkasih dgn melihat dia lebih bahagia dengan orang yg dia cintai itulah cinta yg murnim di hati kita dan cinta tak akan tumbuh jika Allah yg maha BERKUASA atas segalanya tdk menghendakinya.
cinta adalah perasaan yang timbul dimana adanya keinginan untuk saling mengerti dan memahami. Cinta  merupakan anugerah terindah dari tuhan karena melalui cinta kita dapat merasakan keajaiban akan kehidupan mulai dari bahagia,sedih,sakit,menderita dll.
sayang itu hampir mendekati cinta tp banyak orang yang salah mengartikan cinta dan sayang. cinta itu terjadi karena adanya getaran hati dalam artian terjadi secara alami dan sayang terjadi karena adanya sesuatu diri diri seseorg yg bisa membuat kt menjadi sayang dengan org itu.Kalo cinta sudah pasti sayang tapi kalo sayang belum tentu cinta.Dan ketika kita mencintai seseorang kita pasti akan memberikan yg terbaik buat org itu n berusaha mencintai org itu dgn cara yg sesempurna mungkin yg bs kita lakukan.
Sayang itu lebih abadi sifatnya. Ketika kita sayang ama seseorang maka kita takut kehilangannya. Tetapi cinta bisa berubah menjadi benci. Rasa sayang membuat kita ingin memiliki dan dimiliki. Rasa cinta membuat kita ingin menguasai.
Cinta adalah membiarkan orang yang kita sayangi bahagia.. kalo kamu memang bener2 sayang ma orang itu jangan bikin dia terganggu dengan kehadiran kamu, biarkanlah dia pergi mencari kebahagiaanya sendiri apabila dia sadar kamu yang terbaik buat dia maka dia akan kembali dengan membawa kebahagiaan sejati.Rasa Sayang itu melebihi dari rasa suka,rasa cinta. tetapi kasih melibihi rasa sayang, karena kasih melebihi semua rasa itu.kasih itu panjang sabar,murah hati, dan tulus keluar dari hati.
Cinta adalah perasaan suka-menyukai karena sesuatu dalam diri orang lain yang membuat kita tertarik hati dan berkomitmen. Cinta lebih banyak mengandalkan keadaan seseorang tersebut dalam berinteraksi dengan kita. Lain kata, cinta itu bersifat pemberian yang pamrih.
Sayang lebih mendekati kata Kasih (mengasihi).Sayang itu tulus,rela,dan selalu melindungi. Tak pernah padam,tak pernah redup dan tak pernah dapat tergantikan oleh apapun.

tulisan ke 9


banyak yang mengira  sayang dan cinta hampir sama.karena kegunaan dan bentuk pengukapan dalam segi rasa hampir sama.berbanding terbalik atau sangat mirip.Tapi setelah babayak pendapat ternyata bebeda fungsi,gunanya dan penempatan.Biasanya rasa sayang tumbuh lebih dahulu sebelum rasa cinta muncul.Tumbuhnya rasa sayang dan cinta semua tidak diketahui kapan dan sampai kapan,menurut buku yang saya baca cinta definisanya tidak terbatas,jadi rasa cinta dan sayang itu jangan dibatasi sebab luas persepsinya.
Banyak bermunculan ide dan pendapat bahwa cinta dan sayang itu saling bertolak belakang.Rasa cinta dan sayang adalah pemberian tuhan kepada hambanya,karena adanya sayang dan cinta mungkin dunia ini akan begitu indah karena penguninya memliki rasa diantara rasa yang sangat mulia.Munculnya cinta dan sayang bukan karena tanpa sebab,semua itu mungkin sudah direncanakan olehNya.Antara sayang dan cinta siapa saja pasti sudah bisa merasakan betapa indah,nikmat tentunya banyak yang di buat bahagia atasnya.Tapi juga dampak dari rasa sayang dan cinta mungkin banyak yang bilang sakit dan trauma bahkan sangat benci karena mengenalnya.Karena adanya cinta tiap manusia tentu bisa mengerti hal-hal yang mungkin akan efek dari kedua hal ini.Untuk memiliki cinta ini butuh tahap karena pada hakikatnya semua orang pingin mendapatkan cinta suci yang tinggi nilainya.Mungkin ketika kita melhat sesuatu yang indah akan berubah takjup,ingin memeliki dan hasrat untuk segara mempunyai.Contoh saja,ketika kita sudah memliki pacar di depan kita sedang berdiri misal cewek/cowok cakep secara tidak sengaja kita sudah mengagumi sosok nya,hal itu wajar manusia di karunia  panca indra mereka bisa merasa,melihat dsb.ketertarikan akan sesuatu berevolusi menjadi ingin memiliki apa yang ada dalam hatinya yg menurut ia sangat mengasyikkan. “cinta” kedalaman hati dalam jiwa manusia buah dari ketertarikan dan rasa suka. kasih sayang adalah efek dari rasa suka dan cinta jadi tidak ada bedanya, hanya yg beda pengungkapan kasih sayang tersebut antara seorang ibu dengan anaknya, sepasang kekasih, seorang sahabat. perhatian, memeluk, mencium adalah eksperesi kasih sayang seseorang dan wajar jika terjadi dalam diri manusia, tetapi semua ada normanya untuk menjaga kesucian cinta agar tak terjangkiti oleh nafsu. so ini hanya sebuah pikiran,  masih muda dan kawan2 aku juga muda. perbedaan suka, sayang, dan cinta bagus banget dirangakai dari hati yg dalam dan sebuah pengalaman dan sudah menjadi warna dalam kehidupan.

tulisan Ke 8


Cemburu ialah kebencian seseorang untuk disamai dengan orang lain dalam hak-haknya, dan itu merupakan salah satu akibat dari buah cinta. Maka tidak ada cemburu kecuali bagi orang yang mencintai. Dan cemburu itu termasuk sifat yang baik dan bagian yang mulia, baik pada laki-laki atau wanita.

Ketika seorang wanita cemburu maka dia akan sangat marah ketika suaminya berniat kawin dan ini fitrah padanya. Sebab perempuan tidak akan menerima madunya karena kecemburuannya pada suami, dia senang bila diutamakan, sebab dia mencintai suaminya. Jika dia tidak mencintai suaminya, dia tidak akan peduli (lihat pada bab I). Kita tekankan lagi disini bahwa seorang wanita akan menolak madunya, tetapi tidak boleh menolak hukum syar’i tentang bolehnya poligami. Penolakan wanita terhadap madunya karena gejolak kecemburuan, adapun penolakan dan pengingkaran terhadap hukum syar’i tidak akan terjadi kecuali karena kelalaian dan kesesatan. Adapun wanita yang shalihah, dia akan menerima hukum-hukum syariat dengan tanpa ragu-ragu, dan dia yakin bahwa padanya ada semua kebaikan dan hikmah. Dia tetap memiliki kecemburuan terhadap suaminya serta ketidaksenangan terhadap madunya.

Kami katakan kepada wanita-wanita muslimah khususnya, bahwa ada bidadari yang jelita matanya yang Allah Swt jadikan mereka untuk orang mukmin di sorga. Maka wanita muslimat tidak boleh mengingkari adanya ‘bidadari’ ini untuk orang mukmin atau mengingkari hal-hal tersebut, karena dorongan cemburu. Maka kami katakan padanya :

    Dia tidak tahu apakah dia akan berada bersama suaminya di surga kelak atau tidak.
    Bahwa cemburu tidak ada di surga, seperti yang ada di dunia.
    Bahwasanya Allah Swt telah mengkhususkan juga bagi wanita dengan kenikmatan-kenikmatan yang mereka ridlai, meski kita tidak mengetahui secara rinci.

Surga merupakan tempat yang kenikmatannya belum pernah terlihat oleh mata, terdengar oleh telinga dan terbetik dalam hati manusia, seperti firman Allah Swt

["Seorangpun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka yaitu (bermacam-macam nikmat) yang menyedapkan pandangan mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan"] As-Sajdah : 17

Oleh karena itu, tak seorang pun mengetahui apa yang tersembunyi bagi mereka dari bidadari-bidadari penyejuk mata sebagai balasan pada apa-apa yang mereka lakukan. Dan di sorga diperoleh kenikmatan-kenikmatan bagi mukmin dan mukminat dari apa-apa yang mereka inginkan, dan juga didapatkan hidangan-hidangan, dan akan menjadi saling ridho di antara keduanya sepenuhnya. Maka wajib bagi keduanya (suami-isteri) di dunia ini untuk beramal sholeh agar memperoleh kebahagiaan di sorga dengan penuh kenikmatan dan rahmat Allah Swt yang sangat mulia lagi pemberi rahmat.

Adapun kecemburuan seorang laki-laki pada keluarganya dan kehormatannya, maka hal tersebut ‘dituntut dan wajib’ baginya karena termasuk kewajiban seorang laki-laki untuk cemburu pada kehormatannya dan kemuliaannya. Dan dengan adanya kecemburuan ini, akan menolak adanya kemungkaran di keluarganya. Adapun contoh kecemburuan dia pada isteri dan anak-anaknya, yaitu dengan cara tidak rela kalau mereka telanjang dan membuka tabir di depan laki-laki yang bukan mahramnya, bercanda bersama mereka, hingga seolah-olah laki-laki itu saudaranya atau anak-anaknya.

Anehnya bahwa kecemburuan seperti ini, di jaman kita sekarang dianggap ekstrim-fanatik, dan lain-lain. Akan tetapi akan hilang keheranan itu ketika kita sebutkan bahwa manusia di jaman kita sekarang ini telah hidup dengan adat barat yang jelek. Dan maklum bahwa masyarakat barat umumnya tidak mengenal makna aib, kehormatan dan tidak kenal kemuliaan, karena serba boleh (permisivisme), mengumbar hawa nafsu kebebasan saja. Maka orang-orang yang mengagumi pada akhlaq-akhlaq barat ini tidak mau memperhatikan pada akhlaq Islam yang dibangun atas dasar penjagaan kehormatan, kemuliaan dan keutamaan.

Sesungguhnya Rasulullah Saw telah mensifati seorang laki-laki yang tidak cemburu pada keluarganya dengan sifat-sifat yang jelek, yaitu ‘Dayyuuts’. Sungguh ada dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ath-Thabraani dari Amar bin Yasir r.a, serta dari Al-Hakim, Ahmad dan Baihaqi dari Abdullah bin Amr r.a, dari Nabi Saw bahwa ada tiga golongan yang tidak akan masuk surga yaitu peminum khomr, pendurhaka orang tua dan dayyuts. Kemudian Nabi menjelaskan tentang dayyuts, yaitu orang yang membiarkan keluarganya dalam kekejian atau kerusakan, dan keharaman.

Wallahu a’lam

tulisan ke 7

Rindu


Rindu itu ialah cinta yang berlebihan, dan ada rindu yang disertai dengan menjaga diri dan ada juga yang diikuti dengan kerendahan. Maka rindu tersebut bukanlah hal yang tercela dan keji secara mutlak. Tetapi bisa jadi orang yang rindu itu, rindunya disertai dengan menjaga diri dan kesucian, dan kadang-kadang ada rindu itu disertai kerendahan dan kehinaan.

Sebagaimana telah disebutkan, dalam ucapan kami tentang cinta maka rindu juga seperti itu, termasuk amalan hati, yang orang tidak mampu menguasainya. Tapi manusia akan dihisab atas sebab-sebab yang diharamkan dan atas hasil-hasilnya yang haram. Adapun rindu yang disertai dengan menjaga diri padanya dan menyembunyikannya dari orang-orang, maka padanya pahala, bahkan Ath-Thohawi menukil dalam kitab Haasyi’ah Marakil Falah dari Imam Suyuthi yang mengatakan bahwa termasuk dari golongan syuhada di akhirat ialah orang-orang yang mati dalam kerinduan dengan tetap menjaga kehormatan diri dan disembunyikan dari orang-orang meskipun kerinduan itu timbul dari perkara yang haram sebagaimana pembahasan dalam masalah cinta.

Makna ucapan Suyuthi adalah orang-orang yang memendam kerinduan baik laki-laki maupun perempuan, dengan tetap menjaga kehormatan dan menyembunyikan kerinduannya sebab dia tidak mampu untuk mendapatkan apa yang dirindukannya dan bersabar atasnya sampai mati karena kerinduan tersebut maka dia mendapatkan pahala syahid di akhirat. Hal ini tidak aneh jika fahami kesabaran orang ini dalam kerinduan bukan dalam kefajiran yang mengikuti syahwat dan dia bukan orang yang rendah yang melecehkan kehormatan manusia bahkan dia adalah seorang yang sabar, menjaga diri meskipun dalam hatinya ada kekuatan dan ada keterkaitan dengan yang dirindui, dia tahan kekerasan jiwanya, dia ikat anggota badannya sebab ini di bawah kekuasaannya. Adapun hatinya dia tidak bisa menguasai maka dia bersabar atasnya dengan sikap afaf (menjaga diri) dan menyembunyikan kerinduannya sehingga dengan itu dia mendapat pahala.

tulisan ke 6


Banyak orang berbicara tentang masalah ini tapi tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Atau tidak menjelaskan batasan-batasan dan maknanya secara syar’i. Dan kapan seseorang itu keluar dari batasan-batasan tadi. Dan seakan-akan yang menghalangi untuk membahas masalah ini adalah salahnya pemahaman bahwa pembahasan masalah ini berkaitan dengan akhlaq yang rendah dan berkaitan dengan perzinahan, perkataan yang keji. Dan hal ini adalah salah. Tiga perkara ini adalah sesuatu yang berkaitan dengan manusia yang memotivasi untuk menjaga dan mendorong kehormatan dan kemuliaannya. Aku memandang pembicaraan ini yang terpenting adalah batasannya, penyimpangannya, kebaikannya, dan kejelekannya. Tiga kalimat ini ada dalam setiap hati manusia, dan mereka memberi makna dari tiga hal ini sesuai dengan apa yang mereka maknai.


Cinta (Al-Hubb)

Cinta yaitu Al-Widaad yakni kecenderungan hati pada yang dicintai, dan itu termasuk amalan hati, bukan amalan anggota badan/dhahir. Pernikahan itu tidak akan bahagia dan berfaedah kecuali jika ada cinta dan kasih sayang diantara suami-isteri. Dan kuncinya kecintaan adalah pandangan. Oleh karena itu, Rasulullah Sawmenganjurkan pada orang yang meminang untuk melihat pada yang dipinang agar sampai pada kata sepakat dan cinta, seperti telah kami jelaskan dalam bab Kedua.

Sungguh telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Nasa’i dari Mughirah bin Su’bah r.a berkata : “Aku telah meminang seorang wanita”, lalu Rasulullah Sawbertanya kepadaku : “Apakah kamu telah melihatnya ?” Aku berkata : “Belum”, maka beliau bersabda : “Maka lihatlah dia, karena sesungguhnya hal itu pada akhirnya akan lebih menambah kecocokan dan kasih sayang antara kalian berdua”

Sesungguhnya kami tahu bahwa kebanyakan dari orang-orang, lebih-lebih pemuda dan pemudi, mereka takut membicarakan masalah “cinta”, bahkan umumnya mereka mengira pembahasan cinta adalah perkara-perkara yang haram, karena itu mereka merasa menghadapi cinta itu dengan keyakinan dosa dan mereka mengira diri mereka bermaksiat, bahkan salah seorang diantara mereka memandang, bila hatinya condong pada seseorang berarti dia telah berbuat dosa.

Kenyataannya, bahwa di sini banyak sekali kerancuan-kerancuan dalam pemahaman mereka tentang “cinta” dan apa-apa yang tumbuh dari cinta itu, dari hubungan antara laki-laki dan perempuan. Dimana mereka beranggapan bahwa cinta itu suatu maksiat, karena sesungguhnya dia memahami cinta itu dari apa-apa yang dia lihat dari lelaki-lelaki rusak dan perempuan-perempuan rusak yang diantara mereka menegakkan hubungan yang tidak disyariatkan. Mereka saling duduk, bermalam, saling bercanda, saling menari, dan minum-minum, bahkan sampai mereka berzina di bawah semboyan cinta. Mereka mengira bahwa ‘cinta’ tidak ada lain kecuali yang demikian itu. Padahal sebenarnya tidak begitu, tetapi justru sebaliknya.

Sesungguhnya kecenderungan seorang lelaki pada wanita dan kecenderungan wanita pada lelaki itu merupakan syahwat dari syahwat-syahwat yang telah Allah hiaskan pada manusia dalam masalah cinta. Artinya Allah menjadikan di dalam syahwat apa-apa yang menyebabkan hati laki-laki itu cenderung pada wanita, sebagaimana firman Allah Swt :

["Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu : wanita-wanita, anak-anak,..."] Ali-’Imran : 14

Allah lah yang menghiasi bagi manusia untuk cinta pada syahwat ini, maka manusia mencintainya dengan cinta yang besar, dan sungguh telah tersebut dalam hadits bahwa Nabi Saw bersabda :

["Diberi rasa cinta padaku dari dunia kalian : wanita dan wangi-wangian dan dijadikan penyejuk mataku dalam sholat"] HR Ahmad, Nasa’i, Hakim dan Baihaqi.

Andaikan tidak ada rasa cinta lelaki pada wanita atau sebaliknya, maka tidak ada pernikahan, tidak ada keturunan dan tidak ada keluarga. Namun, Allah Swt tidaklah menjadikan lelaki cinta pada wanita atau sebaliknya supaya menumbuhkan diantara keduanya hubungan yang diharamkan, tetapi untuk menegakkan hukum-hukum yang disyari’atkan dalam bersuami isteri, sebagaimana tercantum dalam hadits Ibnu Majah, dari Abdullah bin Abbas r.a berkata : telah bersabda Rasulullah Saw:

["Tidak terlihat dua orang yang saling mencintai, seperti pernikahan"]

Dan agar orang-orang Islam menjauhi jalan-jalan yang rusak atau keji, maka Allah telah menyuruh yang pertama kali agar menundukan pandangan, karena ‘pandangan’ itu kuncinya hati, dan Allah telah haramkan semua sebab-sebab yang mengantarkan pada fitnah, dan kekejian, seperti berduaan dengan orang yang bukan mahramnya, bersenggolan, bersalaman, berciuman antara lelaki dan wanita, karena perkara ini dapat menyebabkan condongnya hati. Maka bila hati telah condong, dia akan sulit sekali menahan jiwa setelah itu, kecuali yang dirahmati Allah Swt.

Bahwa Allah tidak akan menyiksa manusia dalam kecenderungan hatinya. Akan tetapi manusia akan disiksa dengan sebab jika kecenderungan itu diikuti dengan amalan-amalan yang diharamkan. Contohnya : apabila lelaki dan wanita saling pandang memandang atau berduaan atau duduk cerita panjang lebar, lalu cenderunglah hati keduanya dan satu sama lainnya saling mencinta, maka kecondongan ini tidak akan menyebabkan keduanya disiksanya, karena hal itu berkaitan dengan hati, sedang manusia tidak bisa untuk menguasai hatinya. Akan tetapi, keduanya diazab karena apa yang dia lakukan. Dan karena keduanya melakukan sebab-sebab yang menyampaikan pada ‘cinta’, seperti perkara yang telah kami sebutkan. Dan keduanya akan dimintai tajawab, dan akan disiksa juga dari setiap keharaman yang dia perbuat setelah itu.

Adapun cinta yang murni yang dijaga kehormatannya, maka tidak ada dosa padanya, bahkan telah disebutkan olsebagian ulama seperti Imam Suyuthi, bahwa orang yang mencintai seseorang lalu menjaga kehormatan dirinya dan dia menyembunyikan cintanya maka dia diberi pahala, sebagaimana akan dijelaskan dalam ucapan kami dalam bab ‘Rindu’. Dan dalam keadaan yang mutlak, sesungguhnya yang paling selamat yaitu menjauhi semua sebab-sebab yang menjerumuskan hati dalam persekutuan cinta, dan mengantarkan pada bahaya-bahaya yang banyak, namun …..sangat sedikit mereka yang selamat.

Tulisan Ke 5

ARTI CINTA SEJATI ITU:

Cinta adalah sebuah Rasa yang Sulit di ungkapkan namun ada didalam Jiwa.


Cinta Membawa kedamaian dan Kesengsaraan.


Cinta menjadikan Orang Pintar menjadi bodoh dan Orang Bodoh Menjadi Pintar.


Cinta Itu tak selamanya Indah.


Cinta Tidak Harus Memiliki.


Cinta adalah suatu situasi dimana 1+1 bisa sama dengan 3, 4, 5 dan seterusnya.
Versi MATEMATIKA


Cinta terbentuk dari beberapa unsur yaitu P (Pandangan), Se (Senyuman), Li (Lirikan), Be (Belaian), Ra (Rayuan & Rabaan), Cu (ciuman), K (Kecupan) yang kalau direaksikan dalam ruangan yang remang-remang bisa menimbulkan ledakan dahsyat.
Versi KIMIA


Cinta adalah gaya tarik menarik antara dua manusia berlainan jenis (cowok & cewek) yang besarnya berbanding lurus dengan berat badan masing-masing dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak rumah keduanya.
Versi FISIKA

Nah itulah Definisi Cinta Yang banyak sekali Ragamnya Karena Cinta itu ABSTRAK Tak Terlihat Maka tidak ada Kesepakatan Untuk mendevinisikan Cinta itu sendiri.

Lalu Apa itu arti Cinta Sejati?
Cinta Pada dasarnya Adalah sebuah Emosi Yang bergejolak didalam Diri Manusia, dan Saat Emosi itu Mulai Memudar Secara otomatis Perasaan yang dulu menggebugebu terhadap Pasangan mulai Memudar.
Dan lihatlah Pasangan Yang Berpisah, Bukankah awalnya mereka merasakan Cinta, Merasakan Kedekatan yang begitu Nyata, Merasakan Kecocokan dan Ketertarikan.
Namun pada akhirnya Mereka Berpisah.

Menurut ilmuini Cinta sejati Bukanlah cinta yang Tak harus Memiliki Cinta sejatiBegitu Nyata Di Hidup kita, Cinta Yang tak kenal putus asa untuk selalu menyayangi Kita, Menghormati dan Sabar Terhadap Orang yang di Cinta.

Jika Kamu bertanya Cinta dari Mana itu Maka jawaban yang Paling mudah Untuk menjawabnya Adalah LIHATLAH IBUMU dan ENGKAU AKAN MENEMUKAN CINTA SEJATI DI DALAM DIRINYA. Arti Cinta Sejati 

Tulisan KE 4


arti ketulusan hidup dan cintaq


Ketulusan adalah keikhlasan hati dalam berbuat..,  banyak orang yang tidak bisa seperti itu. begitu pun dengan aku yang masih belajar bagaimana menjadi orang yang tulus.
Cinta adalah sebuah perasaan yang diberikan oleh Tuhan pada sepasang manusia untuk saling…. (saling mencintai, saling memiliki, saling memenuhi, saling pengertian dll). Cinta itu sendiri sama sekali tidak dapat dipaksakan, cinta hanya dapat brjalan apabila ke-2 belah phiak melakukan “saling” tersebut… cinta tidak dapat berjalan apabila mereka mementingkan diri sendiri. Karena dalam berhubungan, pasangan kita pasti menginginkan suatu perhatian lebih dan itu hanya bisa di dapat dari pengertian pasangannya.
Cinta adalah memberikan kasih sayang bukannya rantai. Cinta juga tidak bisa dipaksakan dan datangnya pun kadang secara tidak di sengaja. CInta indah namun kepedihan yang ditinggalkannya kadang berlangsung lebih lama dari cinta itu sendiri. Batas cinta dan benci juga amat tipis tapi dengan cinta dunia yang kita jalani serasa lebih ringan.
 Memaknai cinta tidak hanya mengikuti hawa nafsu dan keinginan semata tanpa mempertimbangkan akibatnya. Mencintai tdak selalu memberikan kebaikan, begitu juga dicintai tidak selalu menimbulkan kebahagiaan. Diperlukan keseimbangan antara mencinta dan dicintai. Tidak salah jika kemudian banyak yang mengatakan bahwa mencintai adalah satu keputusan. Sebuah keputusan yang harus dipertimbangkan dengan penuh kesadaran

Tulisan Ke 3


Bagi kebanyakan orang pertanyaan ‘Apakah Allah ada?’ ini seharusnya tidak perlu ditanyakan lagi karena jawabannya sudah jelas dan nyata. Menanyakan keberadaan Tuhan sama saja dengan menanyakan apakah dirinya sendiri dan semua realitas yang dialaminya benar-benar ada dan nyata.
Bukankah Allah sudah menyatakan dengan jelas keberadaan-Nya kepada semua pikiran dan kesadaran manusia. Keberadaan Allah adalah senyata keberadaan diri kita sendiri. Lihatlah kepada tubuh kita, rasakan bagaimana jantung dan nadi Anda berdenyut, sadarilah bagaimana pikiran kita bekerja; tidakkah itu nyata? Itulah jejak Tuhan yang sangat nyata. Sama seperti sebuah rumah menunjukkan bahwa ada orang yang merancang dan membangunnya, demikianlah diri kita sendiri menyatakan keberadaan Sang Pencipta. Sesederhana itu. Bahkan orang-orang yang sederhana dalam berpikir dapat menerima Tuhan dengan rasionya semudah seperti orang-orang jenius seperti Albert Einstein, Isaac Newton, Blaise Pascal, Thomas Alfa Edison, Michael Faraday, dan lain-lain. Menurut kata-kata kesaksian Einstein, “Perasaan keagamaan para ilmuwan merupakan perasaan kagum akan keselarasan hukum alam, karena keselarasan itu mengungkapkan intelegensi yang sedemikian tingginya hingga kalau diperbandingkan, maka semua pemikiran sistematis dan perbuatan manusia hanya merupakan suatu gambaran yang sama sekali tidak berarti!” ( The World As I See It, halaman 9, dikutip oleh Prof. H. Enoch, M.A., F.Z.S. ). Rasio manusia dapat dengan mudah menerima keberadaan Tuhan dan sebaliknya rasio sangat sulit untuk menyangkalnya. Tetapi ada orang yang memilih membungkam rasionya dan menipu dirinya sendiri.
Mereka yang menyangkal keberadaan Allah sebenarnya sedang membungkam akal sehat dan hati nuraninya sendiri. Dan sebab dari semua itu adalah karena hati mereka yang memberontak terhadap Pencipta mereka. Mereka berusaha menjinakkan rasio mereka dengan menciptakan teori-teori yang menentang keberadaan Tuhan, dan yang paling terkenal adalah teori evolusi. Jadi sebenarnya teori evolusi ini adalah tempat perlindungan yang dibangun oleh para pemberontak, tempat perlindungan yang sebenarnya sangat rapuh dan tidak berdasarkan pada kenyataan dan kebenaran.
Ada satu hal yang sangat sering dijadikan alasan untuk tidak memercayai akan keberadaan Allah. Alasan ini sudah usang dan sebenarnya sangat menggelikan. Ada orang-orang yang berdalih tidak bisa mempercayai keberadaan Tuhan karena mereka tidak bisa melihat-Nya. Tetapi alasan ini tidak masuk akal karena justru kalau Tuhan memang benar-benar ada maka mereka pasti tidak bisa melihat-Nya. Karena alam semesta ini diciptakan Allah maka dengan sendirinya kita tidak bisa menemukan Allah di alam semesta ini sendiri. Bisakah kita menemukan sang tukang kayu yang membuat sebuah meja di dalam meja itu sendiri? Meja itu sendiri menunjukkan jejak karya pembuatnya, karena dari meja itu kita bisa melihat bagaimana keahlian tangan dan pikirannyanya diwujudkan. Biarpun kita membelah dan memotong-motong meja itu kita tidak akan menemukan si tukang kayu di dalamnya. Demikian pula sekalipun kita menyelidiki dan menjelajah alam semesta kita tidak mungkin akan menemukan Allah di situ. Yang akan kita temukan, melalui penyelidikan ilmiah,  adalah jejak karya-Nya yang sangat memgagumkan itu, yang menunjukkan dan membuktikan bukan saja akan keberadaan-Nya tetapi juga kebesaran-Nya, hikmat-Nya dan kekuasaan-Nya.
Sang Pencipta sungguh mudah untuk dipercayai keberadaan-Nya sekalipun oleh pikiran yang paling sederhana. Karena itu semua dalih untuk tidak mempercayai-Nya sebenarnya adalah kedok bagi hati mereka yang memberontak terhadap Penciptanya sendiri. Keberadaan diri kita dan alam semesta di mana kita tinggal merupakan suatu wahyu ( pengungkapan, revelation ) dari Sang Pencipta kepada semua pikiran manusia, suatu wahyu yang bersifat umum dan dapat dipikirkan dan ditangkap oleh semua manusia tanpa mempedulikan tingkat kecerdasan mereka. Juga para ilmuwan yang sedang berusaha menyelidiki dan menemukan hukum-hukum alam semesta ini sebenarnya sedang menyelidiki kedalaman dari wahyu umum ini, yang semua itu menunjuk kepada Sang Pecipta itu sendiri. Seorang ilmuwan pernah berkata demikian,
Ilmu pengetahuan secara mutlak menuntut adanya penciptaan!” Yang berarti bahwa untuk keberadaan alam semesta ini harus ada Sang Pencipta-nya.
Atau dapatkah pikiran atau rasio manusia menerima akan adanya sesuatu benda atau kejadian di dalam alam semesta ini yang tidak ada penyebabnya? Ujilah pikiran kita dan aktifkan daya nalar kita dengan pertanyaan ini : mungkinkah jam tangan yang sedang kita pakai atau buku yang sedang kita baca terjadi dengan begitu saja tanpa ada penyebabnya. Bukankah segala sesuatu di dalam alam semesta ini diatur oleh hukum sebab-akibat, artinya segala sesuatu di dalam alam semesta ini pasti ada penyebabnya? Bukankah segala sesuatu yang fana atau yang selalu berubah itu pasti ada penyebabnya? Akal sehat atau rasio kita mengatakan bahwa segala sesuatu yang ada tidak mungkin disebabkan oleh yang tidak ada. Atau dengan kata lain yang tidak ada tidak mungkin menjadikan dirinya ada. Karena itu alam semesta ini tidak mungkin ada dengan sendirinya tanpa ada penyebabnya. Jadi alam semesta ini pasti ada yang membuatnya. Cukuplah penjelasan ini untuk memuaskan rasio kita. Sekalipun seorang ilmuwan sekelas Stephen Hawking pun tidak akan bisa membuat rasio kita menyangkal bahwa di bawah langit ini segala sesuatu yang ada pasti ada penyebabnya. Kecuali kalau kita memang memilih untuk membungkam daya nalar kita.
Mungkin ada orang yang akan berpikir lebih jauh :  Kalau memang alam semesta ini diciptakan oleh Sang Pencipta, jadi siapakah yang menciptakan atau menyebabkan keberadaan Sang Pencipta itu? Dari mana Ia datang? Di manakah Ia Tinggal?
Marilah kita pikirkan dengan seksama pertanyaan-pertanyaan ini. Perhatikanlah asumsi di balik pertanyaan-pertanyaan ini. Pertanyaan-pertanyaan itu mengasumsikan bahwa Allah itu fana, tidak kekal, dan tinggal di dalam dan dibatasi oleh ruang dan waktu . Jelas ini salah karena Allah-lah yang menciptakan alam semesta ini, dan karena itu Ia lebih besar daripada alam semesta dan dengan sendirinya tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Karena Tuhan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu maka Tuhan itu kekal dan tidak berubah. Segala sesuatu yang kekal itu tidak memerlukan suatu sebab mengapa Ia ada. Ia ada; dulu, sekarang dan selama-lamanya Ia tetap ada dan Ia tidak pernah tidak ada dan tidak pernah berubah. Segala sesuatu yang tidak kekal suatu saat pernah tidak ada dan ia senantiasa akan berubah  tetapi bagi Allah yang kekal tidak demikian halnya.
Jadi bagi Allah segala sesuatu ada dan tidak pernah tidak ada, termasuk alam semesta yang kita diami ini. Tetapi bagi kita sendiri, dari sudut pandang kita, alam semesta ini ada awalnya dan mungkin ada akhirnya juga. Bagi kita yang ada di dalam alam semesta segala sesuatu berubah. Bagi Allah yang tidak dibatasi oleh ruang dan waktu tidak ada perubahan apa-apa bagi diri-Nya. Bagi kita Ia seperti  mempunyai suatu gudang persediaan, dan isinya adalah segala sesuatu yang pernah ada, yang sekarang ada dan yang akan ada. Ia juga mempunyai buku catatan segala kejadian yang isinya adalah hal-hal yang sudah terjadi, yang sedang terjadi dan yang akan terjadi. Tidak ada hal yang baru bagi Allah yang kekal.
Rasio manusia bisa mendeteksi adanya Allah dan adanya suatu kebenaran mutlak, namun dibatasi dalam memahami realitas tersebut. Rasio manusia, yang hanya bisa berpikir dalam kerangka sebab-akibat telah dikunci atau dibatasi. Manusia dengan usahanya sendiri hanya bisa menyelidiki atau menemukan tentang Sang Pencipta sebatas alam semesta yang telah Ia ciptakan dan yang fana ini beserta dengan hukum-hukum yang menjadi pondasinya; dan hanya sebatas kemampuan pikirannya. Demikian juga kita hanya bisa mendapat informasi terbatas mengenai hal ihwal seorang arsitek dengan menyelidiki rumah yang dirancang dan dibangun olehnya. Dengan menganalisa keadaan rumah hasil karyanya itu kita dapat mengetahui keberadaan si arsitek, memperkirakan tingkat kemahirannya, kreatifitasnya, seleranya, estetikanya, pengalamannya, intelegensinya, dan sebagainya. Tetapi hanya sebatas itu. Kita tidak akan mengetahui namanya, nama istri dan anak-anaknya, tempat tinggalnya, umurnya, tingginya, sifat-sifatnya, kebiasaan-kebiasaannya, rencana-rencananya dan pikiran-pikirannya. Informasi tersebut tidak bisa didapat hanya dengan menyelidiki keadaan rumah hasil karyanya, melainkan harus ada informasi tambahan yang bersifat khusus. Demikian juga pengetahuan selanjutnya tentang Sang Pencipta hanya bisa didapat dari pemberian-Nya, bukan dari usaha manusia sendiri tetapi dari wahyu khusus dari Sang Pencipta sendiri. Para filsuf yang menyelidiki tentang Allah dengan tidak menggunakan wahyu khusus ini, yaitu Firman Allah yang ada dalam Kitab Suci, akan “terperangkap dalam hikmatnya sendiri.” Mereka hanya akan berputar-putar saja sampai mereka kebingungan sendiri. Wahyu umum adalah ladang bagi para ilmuwan sedang wahyu khusus adalah bidang bagi para teolog.

tulisan KE 2


ALLAH SANG PEMILIK ILMU

Iya…aku tahu, kalo si B sekarang malah udah punya perusahaan, mobilnya aja ada empat.
Si C, dah nyaman jadi anggota dewan dan kandidat calon kepala daerah juga.
Lah kamu…???
Yeee..nanya…kamu sendiri…???
Hehehe…yaaa tau sendirilah, kita kan sama….dari selesai kuliah dulu sampe sekarang gini-gini aja…Kerja serabutan gak jelas.
Dua orang sahabat lama tersebut senyum-senyum malu dengan keadaan mereka yang tertinggal jauh dari teman-temannya.
Di lain kesempatan, juga ada pembicaraan yang kurang lebih sama.
Hai bro…pa kabar…????waaah…tambah ndut nih sekarang, makmur kayaknya.
Alhamdulillah…udah gak capek lagi mikir kerjaan, tinggal suruh sana suruh sini. Ongkang ongkang di rumah ama anak istri, tapi duit dapet. Kamu sendiri gimana…???
Yaaah…aku masih gini-gini aja bro, sama seperti baru tamat kuliah dulu…tetap jadi pegawai rendahan dengan gaji tak seberapa.
Penggalan perbincangan di atas menyiratkan perbedaan nasib dari beberapa orang yang hidup dalam kurun waktu sama dan memulai mencari kehidupan dengan start awal yang sama, yakni setelah tamat kuliah. Dalam selang waktu tersebut (anggaplah kira-kira 10 tahun), ternyata mereka mengalami nasib yang sangat berbeda. Kenapa bisa berbeda, karena si A, B, dan C serta bapak-bapak yang telah ndut tersebut mengalami perubahan kehidupan yang besar. Sementara yang lain perubahan kehidupannya kecil, bahkan nyaris tak ada.
Lalu apa hubungannya dengan rumus fisika percepatan (a) dalam Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB). Jelas ada korelasi yang sangat signifikan. Rumus percepataan adalah perubahahan kecepatan dibagi selang waktu (a = ?v/?t). Percepatan (a) berbanding lurus dengan perubahan kecepatan (?v). Semakin besar perubahan kecepatan (?v) yang dilakukan maka makin besar pula percepatannya (a), dan begitu pula sebaliknya, untuk selang waktu (?t) yang sama. Perubahan yang dilakukan sesorang dalam hidupnya dengan tujuan merubah nasib dan mencapai sukses, jelas akan menghasilkan nilai percepatan yang sangat besar pada dirinya untuk menggapai kesuksesan tersebut. Ia seperti jauh melesat meninggalkan teman-temannya yang seolah-olah jalan di tempat, tidak bergerak lebih cepat ataupun lebih lambat. Adanya motivasi dan keinginan yang kuat, dan tentunya dibarengi dengan usaha yang gigih membuat banyak orang yang dalam waktu cepat menggapai kesuksesan karena perubahan kehidupan yang sangat besar yang telah mereka lakukan. Bahkan Allah dalam firmanNya di Alquran pun telah menyerukan hal tersebut: Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka, (QS.13:11).
Namun adakalanya seseorang yang memulai semua usahanya nya dari nol, dapat mengejar ketinggalan seseorang yang telah sukses lebih dahulu. Ini jelas sekali memungkinkan jika seseorang tadi berjuang gigih dalam meningkatkan nilai kecepatannya untuk mengejar sukses sehingga percepatannya menjadi besar dan orang yang telah lebih dahulu mendulang sukses darinya justru berpuas diri dan tidak melakukan hal-hal yang lebih bermanfaat serta hal-hal yang dapat meningkatkan kualitas diri dan kesuksesannya.
Kesuksesan mempunyai arti yang berbeda-beda, tergantung bagaimana seseorang memandang arti sukses tersebut. Ada yang mendefinisikan bahwa sukses itu adalah bekerja dengan gaji di atas 10 juta, ada yang merasa sukses jika telah ada puluhan perusahaan berada di tangannya. Namun ada juga yang merasa bahwa ia adalah seseorang yang sukses tatkala melihat istrinya dapat menjadi seorang istri sholehah dan anak-anaknya tumbuh dengan bekal keimanan yang kuat, walaupun ia sendiri berkerja dengan gaji pas-pasan. Hidup sederhana tanpa ada hutang di sana sini pun bagi seseorang bisa jadi adalah sebuah kesuksesan. Terlepas dari bagaimana seseorang memandang arti sukses dalam hidupnya, yang pasti untuk mencapai itu semua ia harus melakukan perubahan yang besar dalam hidup. Karena itu hiduplah seperti rumus percepatan (a)dalam Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB), dan bukan rumus Gerak Lurus Beraturan (GLB), dimana pada rumus GLB, tidak ada nilai perubahan kecepatan, dengan kata lain kecepatannya tetap atau konstan, sehingga nilai percepatannya nol. Itu sama artinya seseorang tak maju-maju dalam hidupnya. Terus-terus menerus dalam keadaan yang sama sepanjang waktu.
Pada rumus GLBB, dikenal pula istilah perlambatan (nilai pecepatannya minus). Rumus ini pun jangan ditiru, karena nilai minus muncul akibat kecepatan akhir yang dilakukan lebih kecil daripada kecepatan awal (?v = vt v0). Ini sama artinya sesorang mengalami kemunduran dalam hidupnya.