Jumat, 18 Oktober 2013

Tugas Softskill Bahasa Indonesia (4)

PILIHAN KATA (DIKSI)

Pilihan kata (diksi) adalah hasil dari memilih kata tertentu untuk dipakai dalamkalimat, alenia, atau wacana. Hal yang perlu kita amati dalam pilihan kata yaitu :
1.     Kemampuan memilih kata dimungkinkan bila seseorang memilki kosakatayang luas.
2.     Kemampuan membedakan secara tepat kata-kata yang memiliki nuansaserumpun.
3.     Kemampuan untuk memilih kata-kata yang tepat untuk situasi atau konteks tertentu.

Jika kita menulis atau berbicara, kita itu selalu menggunakan kata. Kata tersebut dibentuk menjadi kelompok kata, klausa, kalimat, paragraph dan akhirnya sebuah wacana.
Di dalam sebuah karangan, diksi bisa diartikan sebagai pilihan kata pengarang untuk menggambarkan sebuah cerita. Diksi bukan hanya berarti pilih memilih kata melainkan digunakan untuk menyatakan gagasan atau menceritakan peristiwa tetapi juga meliputi persoalan gaya bahasa, ungkapan-ungkapan dan sebagainya. Gaya bahasa sebagai bagian dari diksi yang bertalian dengan ungkapan-unkapan individu atau karakteristik, atau memiliki nilai artistik yang tinggi.
Syarat Ketepatan Pemilihan Kata
Terdapat 6 syarat, yaitu :
1.     Dapat membedakan antara denotasi dan konotasi.
Contoh :
•Bunga mawar
•Bunga bank
2.     Dapat membedakan kata-kata yang hampir bersinonim.
Contoh :
•Pengubah
•Peubah
3.     Dapat membedakan kata-kata yang hampir mirip ejaanya.
Contoh :
•Intensif – insetif
•Preposisi – proposisi
4.     Dapat memahami dengan tepat makna kata - kata abstrak.
Contoh : Kebijakan, kebajikan, kebijaksanaan. 
5.     Dapat memakai kata penghubung yang berpasang secara tepat.
Contoh :
•Antara….dan….
•Tidak….tetapi…
6.     Dapat membedakan kata-kata umum dan kata khusus.
Contoh :
•Kata umum : melihat
•Kata khusus : melirik, melotot, mengamati, mengawasi.
Gaya Bahasa, Idiom, dan Ungkapan Idiomatik.
Gaya Bahasa
Gaya bahasa adalah cara penutur mengungkapkan maksudnya. Faktor yangmempengaruhi dalam berkomunikasi :
a.     Cara dan media komunikasi
b.     Bidang ilmu
c.      Situasi
d.     Ruang atau konteks
e.      Khalayak
f.       Tujuan
Idiom
Idiom adalah sebuah ungkapan yang artinya tidak secara langsung dapatdijabarkan.
Contoh : gulung tikar, muka tembok, adu domba
Ungkapan Idiomatik
Ungkapan idiomatik adalah kelompok kata yang muncul bersama sebagai frasa.
Contoh : bertemu dengan, dibacakan oleh, misalnya.
Kesalahan Pemakaian Gabungan Kata dan Kata
Kesalahan Pemakaian Gabungan kata yang mana, dimana, daripada.Contoh :
1.     Marilah kita dengarkan sambutan yang mana akan disampaikan oleh Pak Lurah.
2.     demikian tadi sambutan Pak Lurah dimana Beliau telah menghimbau kitauntuk lebih tekun bekerja.
Kesalahan Pemakaian Kata dengan, di, dan ke Contoh :
1.     Sampaikan salam saya dengan Dona.
2.     .Mari kita tanyakan langsung dengan dokter ahlinya.
Makna Denotatif dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya. Denotatif adalah suatu pengertian yang terkandung sebuah kata secara objektif. Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual. Kata makan misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan ditelan. Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif.
Makna konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada sebuah makna konseptual. Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung atau pukul.
Struktur Leksikal
Struktur leksikal adalah bermacam-macam relasi semantic yang terdapat pada kata.
Struktur leksikal , antara lain ; sinonim, polisemi, homonym, hiponim, dan antonym.
a.      Sinonim ; memilki makna yang sama.
 Contoh Sinonim :
- binatang = fauna
- bohong = dusta
- haus = dahaga
- pakaian = baju
- bertemu = berjumpa
- buruk = jelek
- bunga = kembang
- mati = wafat
- hulubalang = komandan
- aku = saya
- melihat = melirik
b.      Polisemi ; suatu kata yang mempunyai makna lebih dari satu.
 Contoh Polisemi :
 Misalnya : “ Kepala”
-          Guru yang dulunya pernah menderita cacat mental itu sekarang menjadi kepala
sekolah smp kroto emas (kepala berarti pimpinan).
-         Kepala anak kecil itu besar sekali karena terkena penyakit hidrosepalus (kepala
berarti bagian tubuh manusia yang ada di atas).
-         Tiap kepala harus membayar upeti sekodi tiwul kepada ki joko cempreng (kepala
berarti individu).
c.   Homonin ; kata yang bentuk penulisan dan pengucapannya sama tetapi artinya  berbeda.
Contoh Homonimi :
Misalnya, antara kata bisa yang berarti ‘ racun ular’ dan kata bisa yang berarti ‘ sanggup’.
d.  Hiponim ; relasi antar kata yang yang berwujud ats-bawah , atau dalam suatu makna  terkandung sejumlah makna yang lain.
e.     Antonim ; makna yang wujud logisnya sangat berbedda dan betentangan. 
Contoh Antonimi :
- Kata hidup dan mati
- Kata besar dan kecil
- Kata suami dan istri
- Kata keras dan lembek
- Kata naik dan turun
- Kata kaya dan miskin
- Kata surga dan neraka
- Kata laki-laki dan perempuan
- Kata atas dan bawah

Kalimat Efektif dalam bahasa indonesia
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis sehingga pembaca atau pendengar dapat menerima maksud/arti serta tujuannya seperti yang di maksud penulis /pembicara.
Ciri-ciri kalimat efektif: (memiliki)
-        KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain (O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesaruan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan)
-        KESEJAJARAN
Memiliki kesamaan bentukan/imbuhan. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula.
Kakak menolong anak itu dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif, yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni menggunakan imbuhan di-. Kalimat itu harus diubah :
-        Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
-        Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
-        KEHEMATAN
Kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.
Pemakaian kata bunga-bunga dalam kalimat di atas tidak perlu. Dalam kata mawar,anyelir,dan melati terkandung makna bunga.
Kalimat yang benar adalah:
Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
-        PENEKANAN
 Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
 Caranya:
1.      Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat. Contoh :
a.      Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan lain
b.      Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
2.      Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah. Contoh :
a.      Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
b.      Kami pun turut dalam kegiatan itu.
c.       Dapatkah dia menyelesaikannya?
3.      Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
4.      Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan. Contoh :
a.       Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
b.      Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan menyeluruh.
-        KELOGISAN : Kalimat efektif harus mudah dipahami. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki hubungan yang logis/masuk akal. Contoh :
Waktu dan tempat saya persilakan.
Kalimat ini tidak logis/tidak masuk akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan. Kalimat tersebut harus diubah misalnya :
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
Penentuan batas kata
Dalam ilmu linguistik barat ada minimal lima cara dalam menentukan batas-batas kata:
a.      Pada jeda
Seorang pembicara disuruh untuk mengulang kalimat yang diberikan secara pelan, diperbolehkan untuk beristirahat dan mengambil jeda. Sang pembicara maka akan cenderung memasukkan jeda pada batas-batas kata. Namun metoda ini tidaklah sempurna: sang pembicara bisa dengan mudah memilah-milah kata-kata yang terdiri dari banyak suku kata.
b.      Keutuhan
Seorang pengguna disuruh untuk mengucapkan sebuah kalimat secara keras dan lalu disuruh untuk mengucapkannya lagi dan ditambah beberapa kata.
c.       Bentuk bebas minimal
Konsep ini pertama kali diusulkan oleh Leonard Bloomfield. Kata-kata adalah leksem, jadi satuan terkecil yang bisa berdiri sendiri.
d.      Batas fonetis
Beberapa bahasa mempunyai aturan pelafazan khusus yang membuatnya mudah ditinjau di mana batas kata sejatinya. Misalnya, di bahasa yang secara teratur menjatuhkan tekanan pada suku-kata terakhir, maka batas kata mungkin jatuh setelah masing-masing suku-kata yang diberi tekanan. Contoh lain bisa didengarkan pada bahasa yang mempunyai harmoni vokal (seperti bahasa Turki): vokal dalam sebagian kata memiliki "kualitas" sama, oleh sebab itu batas kata mungkin terjadi setiap kali kualitas huruf hidup berganti. Tetapi, tidak semua bahasa mempunyai peraturan fonetis seperti itu yang mudah, kalaupun iya, pada bahasa ini ada pula perkecualiannya.
e.      Satuan semantic
Seperti pada banyak bentuk bebas yang minimal yang disebut di atas ini, metode ini memilah-milah kalimat ke dalam kesatuan-kesatuan semantiknya yang paling kecil. Tetapi, bahasa sering memuat kata yang mempunyai nilai semantik kecil (dan sering memainkan peran yang lebih gramatikal), atau kesatuan-kesatuan semantik yang adalah kata majemuk.
Dalam prakteknya, para ahli bahasa menggunakan campuran semua metode ini untuk menentukan batas kata dalam kalimat. Namun penggunaan metode ini, definisi persis kata sering masih sangat sukar ditangkap.

Sumber:
http://xxx-myzoners.blogspot.com/2013/01/pilihan-kata-diksi.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar